Cherreads

Chapter 93 - Bab 88: Ketika Dunia Menoleh ke Arah Milim

Bab 88: Ketika Dunia Menoleh ke Arah Milim

Langit biru Wall Street dipenuhi layar digital raksasa yang menampilkan satu nama: Milimnava. Wanita muda berusia 25 tahun itu, dalam balutan blazer putih dan tatapan tajam penuh semangat, tampil di sampul Forbes International sebagai "Wanita Terkaya di Dunia Tahun 2025".

Seluruh dunia menoleh.

---

Kantor Forbes, Manhattan

Editor senior Forbes mengetik cepat naskah terakhir.

> "Dia bukan sekadar pebisnis. Dia adalah gelombang. Tsunami yang tak terbendung dari generasi post-digital."

Dengan valuasi kekayaan $122 miliar, Milim menggeser posisi keluarga Walton dan pewaris L'Oréal. Tapi bukan itu yang mengejutkan dunia. Yang mengejutkan adalah: usia, industri, dan kecepatan pertumbuhannya.

---

Media Sosial Meledak

Twitter (X), TikTok, dan Reddit tak bisa diam.

> "Milim lebih kaya dari negara!"

"Dari YouTube ke Luar Angkasa. Ini bukan sekadar plot anime!"

"Saya kerja 9 to 5, dia bangun ekosistem luar angkasa dengan crypto."

Hashtag #QueenMilim, #DigitalEmpress, dan #MilimToTheMoon menembus 1 miliar impresi dalam sehari.

---

TV Global dan Talkshow

CNBC: "Milimnava adalah simbol kekuatan ekonomi alternatif: web3, media, dan luar angkasa."

BBC: "Wanita termuda yang mengendalikan investasi miliaran dolar dalam satelit, metaverse, dan blockchain."

NHK Jepang menayangkan dokumenter: "Dari Virtual ke Orbit: Kisah Milim."

---

Reaksi Tokoh Dunia

Elon Musk dalam wawancara SpaceX:

> "Dia seperti roket tak berawak yang melesat ke pasar dengan presisi gila. Kami bangga bekerja berdampingan dengannya di proyek Lunar Gateway."

Presiden AS:

> "Inovasi tidak lagi datang dari ruang tertutup birokrasi, tapi dari tangan generasi baru. Milimnava dan perusahaan-perusahaannya adalah bagian dari kekuatan ekonomi global masa depan."

Dr. Ethan Collins, CEO Stellar Bridge:

> "Kami memiliki banyak investor hebat, namun Milim adalah sesuatu yang berbeda. Dia agresif, presisi, dan berpikir 10 tahun ke depan. Stellar Bridge senang menjadi bagian dari visinya."

Rusia mengecam pengaruh barat di orbit dan mengkritik dominasi komersial luar angkasa:

> "Ini hanyalah bentuk baru kolonialisme orbit."

China memantau diam-diam:

> "Kami waspada. Tapi kerja sama ASEAN dengan Milim menunjukkan kekuatan regional di luar bayangan Tiongkok."

---

Sementara itu di Dunia Nyata...

Di Bandung, roket Astro-1 baru saja diuji dorong. Di New York, Nava Kapital menggelar rapat terbatas. Di Tokyo, Aira Hoshikawa livestream sambil mengucapkan selamat kepada Milim dengan lagu khusus.

Dan di berbagai belahan dunia, jutaan remaja memandang layar mereka, penuh inspirasi.

> "Kalau Milim bisa membangun kerajaan dari nol, mungkin aku juga bisa…"

---

28 Januari 2025

Kedua pahlawan teknologi, Milimnava dan Arvid, baru saja menerima undangan resmi dari ASEAN untuk menghadiri gelaran acara besar di Jakarta. Undangan ini bukan hanya untuk mereka berdua, tetapi juga untuk berbicara tentang pencapaian luar biasa yang telah mereka raih bersama Astra Nova Teknologi dan kontribusi besar yang mereka buat terhadap proyek stasiun luar angkasa ASEAN.

ASEAN, dalam beberapa tahun terakhir, bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi yang tak terelakkan. Salah satu momen terbesar yang akan membuktikan kehadirannya di kancah luar angkasa adalah peluncuran modul stasiun luar angkasa ASEAN, sebuah proyek senilai $15 miliar, yang kini sudah memasuki tahap akhir pembangunan. Peluncuran pertama modul dan komponen akan dimulai pada Februari 2025, dengan tujuan utama untuk menempatkan ASEAN di peta luar angkasa global.

---

Diskusi Proyek Stasiun Luar Angkasa ASEAN

Di ruang konferensi ASEAN di Jakarta, Milim dan Arvid duduk bersama para pemimpin ASEAN, teknisi, dan pejabat tinggi. Salah satu pembicaraan utama adalah tentang proyek monumental ini—Stasiun Luar Angkasa ASEAN.

Arvid, dengan keahliannya yang mendalam dalam teknologi luar angkasa, menyampaikan optimisme mengenai kontribusi besar yang dapat diberikan oleh Astra Nova Teknologi dan bagaimana proyek ini akan mengubah lanskap antariksa global.

> "Ini bukan sekadar tentang teknologi atau uang. Ini adalah langkah pertama bagi ASEAN untuk mengatasi ketergantungan pada negara-negara maju dalam hal pengembangan luar angkasa. Kita akan memiliki kapasitas untuk mengirimkan modul, melakukan riset, dan membuka potensi luar angkasa yang tak terbatas."

Para pemimpin ASEAN mengangguk penuh persetujuan. Mereka memahami bahwa dengan proyek ini, mereka dapat menunjukkan bahwa negara berkembang pun bisa menguasai teknologi tinggi, meskipun banyak tantangan yang mereka hadapi sebelumnya.

---

Kenapa Kantor Pusat Astra Nova di Bandung?

Namun, ada satu pertanyaan yang selalu muncul dalam setiap pertemuan terkait Astra Nova. Kenapa kantor pusat Astra Nova tidak berada di negara maju, seperti Amerika Serikat atau Eropa?

Milim, yang selalu percaya pada potensi luar biasa yang dimiliki oleh negara-negara berkembang, menjawab dengan tegas.

> "Saya memilih Bandung karena saya melihat potensi besar di Indonesia dan Asia Tenggara. Indonesia memiliki talenta teknis yang luar biasa, serta semangat dan inovasi yang bisa mengubah dunia. Memindahkan kantor pusat ke negara maju mungkin lebih menguntungkan secara finansial, tetapi kami ingin membuktikan bahwa negara berkembang pun bisa memimpin dalam industri teknologi dan luar angkasa."

Kata-kata Milim diterima dengan tepuk tangan meriah. Keputusan itu memperlihatkan keyakinan kuat bahwa ekonomi digital dan luar angkasa tidak harus terkonsentrasi di negara-negara besar.

---

Gelaran Acara ASEAN untuk Menyambut Peluncuran Modul

Pada Februari 2025, ASEAN menggelar acara "Inovasi Antariksa ASEAN: Langkah Pertama Ke Luar Angkasa" di Jakarta, sebuah acara yang sangat dinanti-nantikan oleh berbagai kalangan internasional dan domestik.

Acara tersebut dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan teknologi besar, para ahli antariksa dari seluruh dunia, serta pemimpin negara-negara ASEAN yang bangga dengan pencapaian ini. Stasiun luar angkasa ASEAN, dengan desain futuristiknya, menjadi simbol kemajuan dan kebanggaan bersama. Di panggung utama, Milimnava dan Arvid tampil di hadapan ribuan undangan untuk menyampaikan visi dan ambisi mereka.

> "Kami berada di titik yang menentukan. Inovasi ini bukan hanya tentang memasang modul, tapi juga membuka dunia baru bagi ASEAN. Ini adalah tonggak sejarah yang akan dikenang sepanjang masa. Kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan ASEAN untuk membangun masa depan luar angkasa yang inklusif, demokratis, dan berkelanjutan." — Milimnava

Penasihat Teknologi ASEAN menambahkan dengan bangga,

> "Tidak hanya negara maju yang dapat memiliki stasiun luar angkasa. ASEAN membuktikan bahwa kekuatan kolektif kami lebih besar dari yang kita bayangkan."

---

Kebanggaan ASEAN: Bukan Hanya Negara Maju yang Mampu

Pernyataan itu menggema di seluruh ruangan. Stasiun luar angkasa ASEAN, yang kini memiliki komponen pertama siap diluncurkan, adalah bukti nyata bahwa kerja keras, kolaborasi regional, dan keberanian untuk menantang status quo dapat mengubah peta luar angkasa dunia.

Tidak hanya tentang mengembangkan kemampuan untuk melakukan riset atau manufaktur di orbit, tetapi juga menunjukkan bahwa negara-negara berkembang kini tidak hanya menjadi konsumen teknologi, melainkan pencipta teknologi. ASEAN, yang selama ini mungkin lebih dikenal dengan peranannya dalam ekonomi global, kini menunjukkan bahwa mereka siap untuk berkompetisi di arena luar angkasa.

---

2 Februari 2025 – Bandung, Indonesia

Langit Bandung pagi itu cerah. Ribuan orang telah berkumpul di sekitar zona aman markas Astra Nova Technologies, menanti detik-detik bersejarah: peluncuran perdana roket ASTRO-2, roket kelas berat setinggi 45 meter, yang akan mengirimkan modul pertama Stasiun Luar Angkasa ASEAN ke orbit rendah.

Acara ini ditayangkan secara langsung oleh 22 stasiun televisi ASEAN, disiarkan ulang oleh jaringan global seperti BBC, CNN, Al Jazeera, dan NHK, serta disaksikan oleh lebih dari 310 juta penonton daring melalui YouTube, TikTok, dan media sosial lainnya.

---

Panggung Astra Nova

Di atas panggung utama, kamera dunia tertuju pada Arvid, CEO Astra Nova, yang berdiri mengenakan setelan khas biru gelap dengan pin kecil berbentuk orbit di dadanya. Ia menyampaikan pidato singkat:

> "Hari ini bukan hanya peluncuran sebuah roket. Ini adalah peluncuran mimpi Asia Tenggara ke bintang-bintang."

Di sampingnya, MrBeast sebagai Chief Marketing Executive tersenyum lebar, menyapa kamera dan mengunggah vlog eksklusif dengan gaya khasnya. Mark Rober, insinyur utama, tampak serius mengawasi sistem teknis dari ruang kendali peluncuran.

---

Tamu-Tamu Kehormatan

Acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh ASEAN seperti:

Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Singapura

Menteri Riset Thailand dan Wakil Perdana Menteri Vietnam

Sejumlah artis ternama seperti Lisa BLACKPINK, Nichkhun, dan Rich Brian yang hadir sebagai ikon generasi muda Asia Tenggara

---

Hitungan Mundur

Jam digital raksasa menunjukkan:

T-00:00:10

Para penonton diam dalam antisipasi. Suara dari speaker pusat menggema:

> "ASTRO-2, siap meluncur… Dalam 3… 2… 1…"

Suara ledakan roket mengguncang bumi. Api melesat ke langit dari landasan peluncuran. Kamera-kamera merekam saat ASTRO-2 menerobos atmosfer dengan sempurna.

---

Kebanggaan Kolektif

Seketika media sosial ASEAN meledak dengan tagar:

#ASTRO2Launch

#BandungToSpace

#ASEANGoesOrbit

#MarkRoberRocks

#ArvidSpaceVision

Komentar netizen:

> "Ini bukan fiksi ilmiah. Ini Bandung, ini ASEAN!"

"MrBeast beneran bikin sejarah."

"Bangga jadi orang Asia Tenggara!"

---

More Chapters