Ruang rapat utama Unified Division dipenuhi ketegangan. Semua kursi di meja besar itu terisi, sementara layar holografik di tengah ruangan menampilkan peta kompleks dimensi Georgia yang diproyeksikan oleh intelijen Fortex.
Dr. Jarir membuka pertemuan dengan nada serius. “Kita semua di sini karena ada informasi yang mengkhawatirkan dari dimensi Georgia. Analisis terakhir menunjukkan bahwa aktivitas anomali di sana semakin meningkat, dan ada indikasi bahwa ini bukan fenomena alami.”
Furqon dan Zafran, yang baru kembali dari fasilitas mesin waktu, duduk dengan wajah penuh perhatian. Mereka tahu bahwa apa pun yang dibahas di sini akan menentukan langkah selanjutnya Unified Division.
“Menurut data yang kita dapatkan,” lanjut Dr. Jarir sambil menunjuk ke salah satu bagian peta, “anomali ini tampaknya dipicu oleh entitas atau kelompok tertentu yang berada di wilayah ini.” Sebuah area di peta menyala merah, menunjukkan lokasi yang dianggap mencurigakan.
Seorang anggota tim intelijen dari divisi lain berdiri. “Kami mencoba mengidentifikasi sumbernya, tetapi sinyal itu terus berpindah-pindah. Tampaknya mereka menggunakan semacam teknologi pengacakan lokasi.”
Zafran, yang sudah lama merasa ada sesuatu yang janggal tentang dimensi Georgia, menyela. “Apakah kita yakin ini bukan efek samping dari eksperimen kita sendiri? Mungkin ada interaksi tak terduga antara aktivitas kita dan dimensi itu.”
Dr. Jarir menggelengkan kepala. “Kami telah memeriksa semua kemungkinan itu. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa aktivitas kita memengaruhi dimensi ini. Sebaliknya, ini tampaknya merupakan ancaman eksternal.”
Furqon, yang duduk di sebelah Zafran, akhirnya berbicara. “Kalau begitu, apa rencana kita? Kita tidak bisa terus-menerus menunggu sampai mereka bergerak lebih dulu. Kita butuh strategi proaktif.”
Dr. Jarir mengangguk. “Setuju. Untuk itu, kami telah mempersiapkan rencana awal. Pertama, kita akan memperketat pengawasan di dimensi Georgia dengan menggunakan teknologi drone pengintai. Kedua, tim Unified Division akan ditugaskan untuk menganalisis lebih lanjut pola-pola energi ini.”
Salah satu teknisi dari divisi penelitian bertanya, “Apakah kita akan melakukan eksplorasi langsung ke lokasi itu?”
Dr. Jarir berpikir sejenak sebelum menjawab. “Belum. Itu langkah terakhir jika situasi mendesak. Saat ini, kita fokus pada pengumpulan data sebanyak mungkin tanpa memancing perhatian.”
Furqon menyela lagi. “Kita juga harus memikirkan kemungkinan bahwa mereka sudah menyadari keberadaan kita. Jika mereka memang memiliki teknologi lebih canggih, mereka pasti tahu kita mengamati.”
Suasana ruangan hening sejenak sebelum Dr. Jarir melanjutkan, “Untuk itu, kita harus menjaga agar operasi ini tetap rahasia. Hanya tim inti yang tahu detail misi ini. Dan seperti biasa, komunikasi antar divisi harus terkoordinasi dengan baik.”
Rapat terus berlanjut, dengan anggota Unified Division mendiskusikan berbagai skenario. Hologram peta terus berubah, menyoroti lokasi-lokasi penting yang perlu dipantau. Anggota lain dari divisi teknik dan strategi memberikan masukan mereka tentang langkah-langkah keamanan dan rencana darurat.
Furqon dan Zafran memperhatikan dengan cermat, menyadari bahwa ini hanyalah permulaan dari sesuatu yang jauh lebih besar. Mereka saling bertukar pandang, diam-diam sepakat bahwa tantangan berikutnya akan menguji kemampuan mereka lebih dari sebelumnya.
Ketika Dr. Jarir menutup bagian pertama rapat dengan mengetuk meja, ia berkata, “Kita lanjutkan pembahasan ini dalam 30 menit. Gunakan waktu itu untuk menyusun catatan dan persiapan. Kita perlu solusi terbaik untuk ancaman ini.”
Seluruh ruangan perlahan mulai mengosongkan diri, namun ketegangan tetap terasa. Furqon dan Zafran tetap di tempat mereka, melihat data yang terus berputar di layar holografik. Mereka tahu rapat ini baru permulaan dari rencana besar yang akan segera mereka jalani.