Cherreads

Chapter 16 - Mengincar Monster

"Krekk, "Lemari kaca dipenuhi senjata buka Storm dengan hati hati.

"Senjata ini bisa menembak dari jarak jauh!... "Storm mengambil sniper terlebih dahulu untuk mengincar kepala monster dari ketinggian.

Storm berjalan dekat jendela lalu membuka bersiap siap memburu monster yang berada jauh dibawah. Storm mengeker dengan teropongnya lalu mencari keberadaan monster setelah menemukannya segera Storm menembak dibagian kepalanya.

"Dorr, "Satu monster tumbang terkena satu tembakan sniper dibagian kepalanya.

Storm terus mengincar monster satu persatu dengan sniper yang sedang dipegangnya hingga tersisa satu monster berukuran lebih besar dari yang ditembaknya tadi. Optimis bisa mengalahkannya Storm langsung mengincarar kepalanya namun sayangnya monster yang ditembak tidak mati seperti monster yang ditembaknya tadi.

"Ini aneh sekali?... "Storm bergumam dalam hati kenapa bisa tidak mati setelah terkena tembakan tepat dikepalanya.

Monster yang ditembak Storm dengan sniper tadi mencium cium jejak keberadaan Storm karena yakin jika ada yang ingin mengalahkannya. Saat monster sibuk mencari siapa yang mengincarnya dan menemukan banyak bangkai monster berhamburan membuatnya menjadi waspada jika ada serangan.

"Gunakan AK-47 tidak tidak tapi ya baiklah, "Storm berbicara sendiri sambil kembali ke lemari kaca mengambil senjata AK-47 dengan tidak yakin bisa menghabisi monster itu.

Setelah mengambilnya Storm kembali ketempatnya tadi membidik satu persatu monster. Storm kembali mengeker dengan teropongnya berharap bisa mengalahkan monster tadi. Setelah mengenai targetnya dengan cepat Storm membabi buta menembaki monster yang sedang sibuk mencarinya.

"Dortt, "Benar saja tak lama berselang setelah terkena tembakan monster itu langsung mati ditempatnya.

"Cuih akhirnya!... "Storm kembali duduk bersandar didekat jendela sudah mengalahkan banyak monster sejak tadi.

Storm memandangi senjata yang dipegangnya keheranan mengapa bisa menghabisi monster tadi padahal dengan sniper monster tadi kebal peluru. Tak mau ambil pusing Storm meletakkan kembali senjata yang digunakannya ke lemari kaca. Setelah itu Storm mengambil pistol memasukkannya kedalam saku celana untuk berjaga jaga.

"Apa turun saja?... "Storm ingin turun mencari barangkali ada makanan yang tersisa dilantai bawah karena tempatnya saat ini dijadikan tempat persembunyiannya dari kejaran monster.

"Huhh, "Storm memasuki lift menuju lantai bawah sambil bersiul.

Setelah sampai Storm pergi kedapur hotel mencari makanan hingga dia menemukan ada kulkas yang masih dicololkan dengan listrik padahal listrik dikota tidak menyala lagi. Storm berfikir jika hotel ini punya cadangan listrik meski tidak ada penghuninya.

"Nyamm, "Storm memakan banyak makanan didalam kulkas sambil memperhatikan sekitar jika ada monster yang datang.

Setelah terasa sudah kenyang Storm mengambil botol diatas kulkas lalu meminumnya karena sudah kehausan. Storm kembali keatas dengan membawa banyak makanan didalam kulkas untuk cadangan beberapa hari.

"Titss, "Storm tiba kembali ke lantai atas membawa banyak sekali makanan lalu meletakkannya diatas meja.

Storm membuat kopi kebetulan ada bahan bahan jadi memudahkannya membuat kopi. Storm membawa kopinya perlahan lalu duduk didekat jendela memandangi kota yang hancur.

"Slurp, "Storm menghirup kopinya yang terasa enak padahal dia membuat asal asalan.

"Kenapa kota ini bisa hancur?... "Storm bergumam didalam hati memandangi kota Tapcell yang sudah menjadi puing puing sambil menyeruput kopinya.

Ditengah kebingungannya Storm mengambil hp miliknya yang berukuran kecil karena Storm jarang sekali memainkan hpnya apalagi bermain game. Storm tidak bisa menghubungi temannya karena ditempatnya sekarang tidak ada sinyal sama sekali.

"Huhhh, "Storm membuang nafasnya sambil menyandarkan pinggangnya kekursi tidak tau harus berbuat apa.

Saat asyik merenung Storm mendengar ada yang berteriak meminta tolong dari arah bawah. Storm memasukkan hpnya ke saku celana lalu berdiri dari kursinya. Storm melompat dari ketinggian tanpa ketakutan selagi akan mendarat ketanah Storm melemparkan pengait besi keatas gedung lalu berpegangan dengan talinya meniru pahlawan super yang ada difilm film lalu.

"Bukkk!...

"Aduh, "Storm mendarat menabrak jendela gedung dilantai bawah lalu jatuh ketanah.

Meski kesakitan tidak membuatnya ingin kembali pulang karena Storm sangat bersemangat ternyata ada orang lain selain dirinya dikota ini. Storm mencari sumber suara yang didengarnya tadi sambil waspada jika ada yang ingin menyerangnya diam diam.

More Chapters