Cherreads

MELODY: LOVE STORY

8426_Invasion
28
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 28 chs / week.
--
NOT RATINGS
1.4k
Views
Synopsis
Melody tak pernah tahu dua sahabatnya, Kenny dan Larry, diam-diam menyimpan cinta. Saat hatinya hancur karena Toni—kakak kelas yang hanya mempermainkannya—Kenny dan Larry memilih untuk tetap diam. Mereka berjanji menjaga Melody, meski itu berarti mengorbankan perasaan mereka sendiri. Sebuah kisah bittersweet tentang cinta yang tak terucap dan pengorbanan paling tulus.
VIEW MORE

Chapter 1 - Senyuman Melody

Pagi itu, sinar matahari hangat menembus jendela ruang kelas 11 IPA 2 SMA Harapan Bangsa. Suasana penuh dengan suara riuh siswa yang bercanda, lembar-lembar kertas bertebaran di meja, dan kursi-kursi yang berderit ringan.

Di dekat jendela, Melody duduk dengan dagu bertumpu pada tangannya. Tatapannya menerawang jauh ke halaman sekolah yang dipenuhi siswa berlalu-lalang, senyum tipis menghiasi wajahnya seolah ia tengah membayangkan sesuatu yang indah.

"Mel, ada tugas matematika nggak? Aku lupa banget," suara Kenny terdengar, memecah lamunannya. Ia menarik kursi di samping Melody, duduk dengan santai sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

Melody menoleh, matanya berbinar, senyum hangatnya seperti matahari pagi."Ada kok, Ken. Mau aku pinjami?"

"Wah, penyelamatku!" Kenny menepuk dadanya dramatis, membuat Melody terkekeh melihat tingkahnya.

Di pojok ruangan, Larry hanya memperhatikan mereka dalam diam. Teman masa kecil Melody itu bersandar di kursinya, matanya teduh namun menyimpan sesuatu yang dalam. Ia tidak pernah pandai menunjukkan perasaan, tetapi dalam diamnya ada rasa yang begitu besar.

Bel masuk berbunyi, membuyarkan obrolan mereka. Siswa-siswa bergegas kembali ke tempat duduk masing-masing. Saat guru memasuki kelas, Melody secara refleks menoleh ke pintu. Toni, kakak kelas yang populer, berjalan lewat dengan langkah penuh percaya diri. Saat mata mereka bertemu, Toni melontarkan senyum tipis. Jantung Melody berdetak cepat, pipinya memanas.

"Kok senyum-senyum sendiri, Mel? Ada yang spesial, ya?" bisik Kenny dengan nada menggoda.

Melody buru-buru menutupi wajahnya dengan buku, tertawa malu-malu."Enggak ah, kamu ada-ada saja."

Larry menghela napas perlahan. Kepalanya menunduk sedikit, menyembunyikan sorot mata yang tiba-tiba meredup.

Saat bel pulang berbunyi, Melody berjalan keluar kelas bersama Kenny dan Larry.

"Mel, besok jangan lupa latihan drama, ya," ucap Kenny ceria, berjalan di sisi Melody.

"Iya, aku ingat. Makasih sudah ingatin," jawab Melody dengan senyum tulus.

Larry berjalan sedikit di belakang mereka, matanya mengikuti setiap gerak Melody. Ada hangat yang menjalari dadanya, namun juga rasa sakit yang tak bisa ia ungkapkan.

Di kejauhan, Toni terlihat sedang berbicara dengan teman-temannya. Saat ia melihat ke arah Melody, ia melambaikan tangan dengan santai. Melody membalas dengan senyum penuh arti, membuat hatinya berdebar semakin kencang.

Kenny dan Larry saling bertukar pandang. Dalam diam, keduanya menyadari bahwa hari-hari ke depan tidak akan mudah bagi hati mereka.