Cherreads

PINTU KE-13

Talia_Callista
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
378
Views
Synopsis
Jam dinding menunjukkan pukul 01:13 pagi saat Dira terbangun karena suara ketukan pelan dari ruang tamu. Ia tinggal sendirian di apartemen lantai 13 lantai yang seharusnya tak pernah ada. Di lift, tidak pernah tertulis angka “13”. Antara lantai 12 dan 14, tidak ada tombol apapun. Tapi saat Dira pertama kali menyewa unit itu secara online, ia kaget melihat alamat tertulis: Lantai 13, Unit 13-B. Ia pikir itu hanya typo. Tapi petugas keamanan mengantarnya ke sana tanpa ragu. “Lantai ini tidak untuk umum, Mbak. Tapi sudah diizinkan.” Dan malam ini, suara ketukan itu kembali terdengar. Kotok... kotok... kotok. Tiga ketukan. Lalu senyap. Sama seperti malam-malam sebelumnya.
Table of contents
VIEW MORE

Chapter 1 - PINTU KE-13

Pembuka

Jam dinding menunjukkan pukul 01:13 pagi saat Dira terbangun karena suara ketukan pelan dari ruang tamu. Ia tinggal sendirian di apartemen lantai 13 lantai yang seharusnya tak pernah ada.

Di lift, tidak pernah tertulis angka "13". Antara lantai 12 dan 14, tidak ada tombol apapun. Tapi saat Dira pertama kali menyewa unit itu secara online, ia kaget melihat alamat tertulis: Lantai 13, Unit 13-B.

Ia pikir itu hanya typo. Tapi petugas keamanan mengantarnya ke sana tanpa ragu. "Lantai ini tidak untuk umum, Mbak. Tapi sudah diizinkan."

Dan malam ini, suara ketukan itu kembali terdengar.

Kotok... kotok... kotok.

Tiga ketukan. Lalu senyap. Sama seperti malam-malam sebelumnya.

Tengah: Teror Dimulai

Dira mengambil senter dan berjalan pelan ke arah sumber suara. Ruang tamunya kosong. Namun… lemari kecil di pojok kamar telah terbuka. Padahal ia yakin menguncinya kemarin malam.

Di dalamnya, ada sebuah kunci tua berkarat yang sebelumnya tidak ada.

Saat disentuh, kunci itu membuat tangannya dingin seperti es. Namun anehnya, tak lama kemudian, ia mendengar suara berbisik di dalam kepalanya.

"Kunci itu... untuk pintu yang belum pernah kau lihat…"

Dira berlari ke lorong apartemen. Sepi. Tapi saat ia menelusuri ujung lorong yang biasanya hanya tembok kosong, kini muncul sebuah pintu ke-13, di antara pintu 12-B dan 14-A.

Pintu itu tak pernah ada sebelumnya.

Dengan gemetar, Dira mendekat. Di balik celahnya, terdengar suara-suara… tawa anak-anak, tangisan, lalu jeritan.

Ia menempelkan kunci itu ke lubang pintu. Terbuka perlahan…

Klimaks: Rahasia Terungkap

Ruangan di balik pintu itu adalah apartemennya sendiri namun dalam versi yang hancur, kotor, penuh debu dan darah.

Di tengah ruangan, ia melihat sosok dirinya sendiri, duduk di kursi dengan mata terbuka lebar namun tanpa ekspresi. Tubuh itu pucat. Tak bernyawa.

Dira ingin menjerit, tapi mulutnya tak bisa terbuka. Tiba-tiba, layar TV menyala dengan sendirinya. Rekaman CCTV menampilkan dirinya saat baru pindah 2 minggu lalu…

Namun dalam rekaman itu, tidak ada satupun petugas yang mengantar Dira ke atas. Ia naik sendiri.

Di rekaman selanjutnya, Dira membuka lemari… dan mengambil tali gantungan.

Dia sadar... dirinya sudah mati sejak hari pertama menempati apartemen ini.

Lantai 13 bukan untuk publik karena lantai itu tidak ada hanya jiwa-jiwa yang belum sadar bahwa mereka telah mati yang bisa masuk.

Penutup

Dira terduduk. Nafasnya berat. Ingatannya kabur, namun kini perlahan semuanya kembali.

Ia bukan korban… ia pelaku.

Orang terakhir yang menyewa apartemen ini adalah pacarnya. Dalam amarah dan kecemburuan, Dira mendorongnya dari balkon. Tapi saat polisi mulai menyelidiki, Dira tak tahan rasa bersalah—dan mengakhiri hidupnya sendiri.

Kini ia terperangkap. Bersama hantu lain yang juga menyesal, tak bisa keluar dari "pintu ke-13".

Dari dalam kegelapan, suara berbisik kembali terdengar:

"Selamat datang di rumah barumu… selamanya."

THE END