Cherreads

Chapter 15 - Of Swords, Secrets, and Silent Jealousy

🏛️ Kelas Sihir Strategis – Aula Akademi Utama

Hari ini, semua bangsawan muda berkumpul untuk simulasi strategi sihir.

Bukan hanya duel—

Tapi taktik, kerja sama tim, dan berpikir di bawah tekanan.

> "Kalian akan dibagi menjadi empat tim," jelas Profesor Allester, kepala sihir strategis.

"Setiap tim harus mempertahankan dan menyerang 'benteng' lawan."

Alexa melirik papan tulis. Timnya:

Alexamysa Zevarelis

Thalionric Arelthia

Eiden Vaelthorn

Seraphina Ravelle (?!?)

> "Bagus," gumam Alexa.

"Aku akan membekukannya jika dia mencoba melakukan sabotase."

Eiden menyeringai.

Thalionric? …Terlihat tidak senang. Namun tidak mengatakan apa pun.

---

🧊 Lapangan Simulasi – Hutan Tempur (dibuat dengan sihir ilusi + medan nyata)

Mereka mulai menyusun strategi. Namun Seraphina langsung mencoba mengambil alih kendali.

> "Jika Alexa menjaga benteng, Thalionric dan aku dapat fokus menyerang."

> "Sama sekali tidak," Thalionric memotongnya dengan dingin.

"Alexa adalah kepala strategi kami."

Alexa menoleh padanya.

> "Aku? Bukan kamu?"

Thalionric menatapnya—tatapannya bertahan terlalu lama.

> "Saya percaya naluri Anda."

Seraphina memaksakan senyum… dan menendang dahan kecil ke arah Alexa (agar terlihat "tidak disengaja").

Sebelum Alexa sempat menjawab, Eiden meraih tangannya dan menariknya ke balik batu besar.

> "Kemarilah. Aku tahu titik-titik buta di medan perang musuh."

"Kau tangani pertahanan, aku akan membawa kabut, dia menyerang dari depan, dan penyabotase itu... menjadi bingung."

Alexa mengangguk… tanpa menyadari bahwa, dari kejauhan, Thalionric melihat mereka berpegangan tangan.

Dan rahangnya terkatup rapat.

> "Kau tahu," kata Thalionric dengan tenang saat dia mendekat,

"Sihir kabut tidak terlalu berguna saat target utamanya... terganggu."

> "Apa maksudmu?" tanya Eiden polos.

> "Maksudku… sebagian kabut menyembunyikan bahaya. Sebagian lainnya… menyembunyikan niat."

Alexa mengangkat alisnya.

>"Cemburu tidak cocok untuk Anda, Yang Mulia."

> "Saya tidak cemburu," jawabnya… terlalu cepat.

> "Tentu saja tidak," goda Alexa sambil tersenyum licik.

---

💌 Malam – Surat dari second brother, Ares Zevarelis

Seekor burung roh hitam-putih datang, mematuk jendelanya dengan keras hingga dia membukanya. Pesannya:

> SISSSSS!!!

DENGARKAN. SEKARANG JUGA. AKU DENGAR KAU BERPASANG DENGAN PUTRA MAHKOTA.

JIKA DIA MENYENTUH RAMBUTMU, AKU AKAN DATANG DAN MENYANYIKAN LAGU KELUARGA KITA DI TENGAH AULA.

> PS Kamu terlihat SANGAT cantik saat duel. TAPI! Jangan biarkan dia memegang tanganmu terlalu lama. INI PERINGATAN.

Alexa tertawa sampai terbatuk.

Liora mengintip dan ikut tertawa.

> "Kakakmu itu… kedengarannya keras."

> "Dia mungkin yang paling berisik… tapi dia juga yang paling takut kehilangan aku."

---

🕯️ Tengah Malam – Penemuan yang mencurigakan

Saat Alexa kembali ke kamarnya, ia melewati lorong bawah yang seharusnya kosong. Namun, ia mendengar bisikan-bisikan tentang sihir yang sedang digunakan.

Dia merangkak mendekat—dan melihat seorang siswi berjubah hitam tengah berbicara kepada roh bayangan di dinding.

> "Perintah selanjutnya datang dari Hall of Echoes… korbankan satu orang dari Wangsa Lunaris, buat mereka saling meragukan…"

>"Dan jangan biarkan 'Roh Salju' mengetahuinya terlalu cepat."

Alexa menahan napas. Roh Salju?

Itu... adalah gelarnya.

Namun kemudian—lantai berderit.

Sosok itu berbalik—dan hanya berhasil mengucapkan satu mantra sebelum menghilang ke dalam kabut gelap.

Alexa berdiri diam, terguncang tetapi tenang.

> "Jika mereka mulai menyerang secara diam-diam… maka saya akan mulai berburu secara terbuka."

---

🌙 Bersambung…

More Chapters