Cherreads

Chapter 65 - Bab 64 – Ruang Kosong di Bumi dan Langit

Bab 64 – Ruang Kosong di Bumi dan Langit

Di tengah senyapnya ruang konferensi utama Stellarbridge, gedung kaca berbentuk parabola itu memantulkan cahaya senja yang turun di kota Kigali—pusat operasi utama proyek "CelestialNet". Di dalamnya, para pemegang saham Stellarbridge dari seluruh dunia duduk mengelilingi meja oval berisi proyektor holografik. Tampilan 3D menampilkan orbit-orbit satelit mikro, sistem relay ionik, dan tiga roket baru yang siap meluncur dalam dua bulan ke depan.

Milimnava, CEO muda dan karismatik Stellarbridge, berdiri di tengah ruangan. Rambut peraknya terikat rapi, dengan mata tajam yang memindai seluruh peserta.

"Hari ini kita tidak hanya mendiskusikan nilai perusahaan. Kita sedang merancang peta masa depan umat manusia untuk mengakses informasi tanpa batas," ucapnya.

Ia menunjuk ke orbit holografik yang bertuliskan CelestialNet Phase 1: 372 satelit aktif dari 840 yang direncanakan.

"Target kita akhir tahun ini adalah koneksi sub-50ms latency di seluruh daratan Afrika dan Asia Tenggara. Tidak hanya cepat. Tapi juga adil."

Sementara itu, Mark Rober, insinyur sekaligus salah satu co-founder Stellarbridge, mengambil giliran berbicara. Ia menampilkan gambaran tiga roket baru:

1. Skyreach 3.0 – roket modular tinggi 36 meter dengan sistem peluncuran hemat biaya berbahan bakar hybrid.

2. Nebula Dart – roket kecil dan cepat untuk uji payload di orbit rendah.

3. Aetherlift – roket besar setinggi 42 meter untuk membawa satelit berat dan eksperimen ilmiah.

"Semua ini bukan hanya tentang membawa benda ke luar angkasa," kata Mark. "Tapi tentang membawa masa depan ke tempat-tempat yang tidak pernah dijangkau sebelumnya."

Yuri Milner menambahkan, "Investasi kita akan melampaui nilai saham. Kita bicara tentang ekosistem teknologi global yang tak dikendalikan oleh negara besar manapun."

Namun perhatian mulai benar-benar tersita ketika Jimmy Donaldson alias MrBeast, co-founder sekaligus kepala pemasaran Stellarbridge, melangkah maju dengan gaya santainya yang khas.

Ia tertawa kecil. "Gue tahu kalian semua orang pintar. Tapi izinkan gue bikin ini sesimpel mungkin."

Jimmy menampilkan cuplikan kampanye viral: sekelompok anak di Kenya mengakses internet gratis untuk pertama kalinya lewat jaringan CelestialNet.

"Visi gue sederhana. Stellarbridge bukan cuma proyek. Ini gerakan. Kita jadikan setiap peluncuran roket sebagai peristiwa dunia. Kita tanamkan merek ini ke budaya populer—konten edukatif, giveaway global, sampai program sekolah luar angkasa virtual. Anak-anak di mana pun bisa jadi bagian dari perjalanan luar angkasa ini."

Ia mengumumkan proyek kampanye:

#ReachTheSkyChallenge – tantangan global siapa yang bisa akses CelestialNet di titik paling terpencil.

BeastCamp: Stellar Class – pelatihan STEM dan konten video di lebih dari 100 kota kecil.

Kolaborasi dengan Netflix dan YouTube Originals untuk serial dokumenter pembangunan Stellarbridge.

"Kita bukan cuma bikin orang ngerti sains. Kita bikin mereka ngerasa mereka bagian dari cerita sains ini," tutup Jimmy dengan nada optimis.

Rapat berakhir dengan suara bulat: dukungan penuh terhadap perluasan jaringan satelit dan peluncuran Skyreach 3.0. Dan untuk pertama kalinya, Stellarbridge bukan hanya terdengar seperti perusahaan teknologi. Tapi gerakan global yang menyatukan sains, edukasi, dan harapan dalam satu orbit.

---

Beberapa bulan setelah peluncuran Skyreach 3.0 dari Mojave Camp Skyreach, jaringan CelestialNet mulai beroperasi aktif di lebih dari 17 negara berkembang. Sekolah-sekolah terpencil kini memiliki akses internet cepat. Startup lokal bermunculan dengan dukungan cloud terdesentralisasi milik Stellarbridge, dan ribuan sensor pertanian serta sistem cuaca otomatis mulai mengirim data real-time ke seluruh penjuru dunia.

Dampaknya tak main-main.

Pendapatan perusahaan melonjak tajam, terutama dari tiga lini utama:

1. Langganan CelestialNet Premium oleh pemerintah dan perusahaan logistik internasional.

2. Kemitraan pendidikan global bersama UNESCO dan berbagai lembaga riset.

3. Lisensi teknologi propulsi hybrid-elektromagnetik ke negara-negara non-ruang angkasa.

Pada kuartal ketiga tahun itu, laporan keuangan Stellarbridge menjadi berita utama:

> Pendapatan bersih naik 318% dibandingkan tahun sebelumnya.

Valuasi perusahaan melejit dari $9 miliar menjadi $20 miliar hanya dalam waktu tujuh bulan.

CNBC menjuluki Stellarbridge sebagai "The Next SpaceX for the Developing World".

Bloomberg menyebut Milimnava sebagai "CEO Paling Visioner di Bawah Usia 30", sementara kampanye global MrBeast menarik lebih dari 800 juta penonton lintas platform digital.

Investor awal yang dulu meragukan potensi Stellarbridge kini berebut tempat di jajaran eksekutif. Bahkan badan antariksa beberapa negara mulai menjajaki kolaborasi lintas wilayah. Stellarbridge kini bukan lagi startup eksperimen, melainkan pemain utama di panggung antariksa dan infrastruktur internet global.

Namun Milimnava hanya tersenyum kecil saat memandangi layar hologram yang kini menunjukkan orbit penuh 812 satelit.

"Ini baru permulaan," gumamnya.

---

Di markas besar SpaceX, Hawthorne, California, suasana ruang dewan sedang tegang. Di layar besar, grafik menunjukkan kurva menanjak milik Stellarbridge, mengungguli prediksi pasar dan bahkan menyentuh beberapa segmen klien yang sebelumnya dianggap "milik SpaceX".

Elon Musk berdiri di depan ruangan, diam menatap grafik itu. Tangan kirinya memegang tablet berisi daftar proyek satelit terkini.

"Mereka bukan main-main," gumamnya.

"Skyreach 3.0… dengan warna biru tua dan perak metalik, roket itu bukan hanya terlihat indah, tapi juga murah biaya peluncurannya."

Salah satu eksekutif SpaceX angkat bicara, "Proyeksi langganan CelestialNet mereka diprediksi mencapai 45 juta pengguna pada akhir tahun depan. Dan mereka sudah menargetkan Afrika Tengah dan Asia Tenggara—dua kawasan yang belum kita dominasi sepenuhnya."

Elon mengangguk. "Mereka bukan sekadar copycat. Mereka bawa angle sosial yang kuat. Dan MrBeast… dia bukan sekadar YouTuber. Dia pencipta arus. Brand mereka melejit bukan karena teknologi saja, tapi karena rasa."

Sementara tim strategi mulai menyiapkan paket rebranding untuk Starlink versi 2.5, Elon menginstruksikan:

> "Mulai dorong pengembangan Starlink EarthMesh dan percepat peluncuran jaringan satelit bumi-bumi. Kita fokuskan pada latency rendah untuk cloud gaming dan augmented reality. Bersaing bukan soal tiru-meniru—tapi soal siapa yang bikin dunia lebih terhubung, lebih cepat."

Beberapa jam setelah itu, akun Twitter resmi Elon Musk mem-posting:

> "Respect where it's due. Stellarbridge is moving fast. But the race to connect Earth just got a lot more interesting."

---

Setelah pengakuan terbuka dari Elon Musk di Twitter, SpaceX bergerak cepat. Tim pengembangan Starlink diperluas, dan sebuah proyek baru diumumkan ke publik: "Starlink Nova", sebuah sistem satelit generasi ketiga dengan fokus pada:

Latency ultra rendah (di bawah 10 ms)

Kapasitas bandwidth 3x lebih besar

Jaringan langsung dengan pusat data cloud global (AWS, Azure, dan Google Cloud)

Optimasi untuk Internet of Things (IoT) dan kendaraan otonom

Tak sampai di situ, Elon menggandeng perusahaan-perusahaan game besar seperti Epic Games dan NVIDIA untuk menjadikan Starlink Nova sebagai tulang punggung cloud gaming generasi baru.

Sementara itu, Stellarbridge tidak tinggal diam. Di markas mereka di Skyreach Mojave Camp, Milimnava mengadakan konferensi pers khusus. Di belakangnya berdiri dua roket baru yang belum pernah diumumkan sebelumnya:

Skyreach Blaze 4.1, berwarna oranye tembaga dengan detail hitam karbon

Skyreach Arcus, roket kecil berbodi putih pudar dengan aksen biru es, khusus peluncuran satelit mikro

Milimnava, bersama MrBeast, Mark Rober, dan Yuri Milner, mengumumkan proyek tandingan bernama CelestialNet Prism—jaringan internet global yang mengintegrasikan satelit optik-laser untuk transmisi data antarbenua real-time.

> MrBeast, yang kini menjadi wajah pemasaran Stellarbridge, mengumumkan kolaborasi dengan 50 influencer dunia untuk menyebarkan konektivitas gratis di 1.000 desa di negara berkembang:

"Bukan sekadar internet cepat, ini tentang akses untuk semua orang, bahkan yang paling terpencil."

Di balik layar, dua perusahaan ini kini bersaing bukan hanya di pasar konsumen, tapi juga dalam perebutan kontrak besar dari PBB, negara-negara kecil, dan organisasi non-profit yang mengincar solusi konektivitas murah dan stabil.

---

Di tahun pertama peluncuran penuh kedua sistem, dunia menyaksikan dua raksasa teknologi—SpaceX dan Stellarbridge—beradu di medan perang paling senyap namun paling penting: langit.

1. Starlink Nova – Kecepatan dan Presisi

SpaceX, dengan rekam jejak pengalaman dan infrastruktur luar angkasa yang telah matang, membuktikan keunggulannya secara teknis:

Kecepatan Unduh: 420 Mbps (rata-rata global)

Latensi: 7–10 ms

Jangkauan Satelit: Generasi ketiga, orbit rendah (LEO), 18.000+ satelit aktif

Fitur Unggulan: Laser inter-satelit generasi baru, integrasi penuh dengan sistem cloud, AI-based data routing

Kelemahan: Biaya langganan tinggi ($90–$120 per bulan), perangkat penerima lebih mahal dan berat

> "Nova bukan hanya jaringan, tapi tulang punggung infrastruktur digital dunia masa depan," kata Elon Musk dalam Forum Teknologi Global.

2. CelestialNet Prism – Terjangkau dan Populer

Meski secara teknis sedikit di belakang, Stellarbridge menciptakan produk dengan cita rasa massal dan kekuatan pemasaran yang sangat agresif.

Kecepatan Unduh: 250 Mbps (rata-rata global)

Latensi: 15–20 ms

Jangkauan Satelit: Orbit menengah dengan konektivitas laser sederhana, 9.500+ satelit aktif

Fitur Unggulan: Harga langganan rendah ($30–$50), instalasi mudah, ringan, tersedia di 100+ negara sejak peluncuran

Pemasaran: MrBeast menjadikannya gerakan sosial global, diiklankan dalam bentuk tantangan, giveaway, dan misi sosial di YouTube

> "Mereka mungkin lebih cepat, tapi kami menyentuh lebih banyak hati dan membuka lebih banyak pintu," ujar Milimnava.

3. Kemenangan di Medan Berbeda

Pemerintah & Industri lebih memilih Starlink Nova untuk stabilitas dan daya tahan.

Masyarakat umum dan negara berkembang lebih condong ke CelestialNet Prism karena efisiensi harga dan kemudahan pemasangan.

---

Namun, semua ini baru permulaan. Dalam bayang-bayang statistik dan teknologi, dua perusahaan itu sudah bersiap melangkah ke fase selanjutnya: Internet berbasis kuantum dan komunikasi antarplanet.

> "Langit bukanlah batas. Langit hanya permulaan," — tulis Milimnava di akun pribadinya, sehari setelah konferensi besar Elon Musk di Tokyo.

---

Di tahun pertama peluncuran penuh kedua sistem, dunia menyaksikan dua raksasa teknologi—SpaceX dan Stellarbridge—beradu di medan perang paling senyap namun paling penting: langit.

1. Starlink Nova – Kecepatan dan Presisi

SpaceX, dengan rekam jejak pengalaman dan infrastruktur luar angkasa yang telah matang, membuktikan keunggulannya secara teknis:

Kecepatan Unduh: 420 Mbps (rata-rata global)

Latensi: 7–10 ms

Jangkauan Satelit: Generasi ketiga, orbit rendah (LEO), 18.000+ satelit aktif

Fitur Unggulan: Laser inter-satelit generasi baru, integrasi penuh dengan sistem cloud, AI-based data routing

Kelemahan: Biaya langganan tinggi ($90–$120 per bulan), perangkat penerima lebih mahal dan berat

> "Nova bukan hanya jaringan, tapi tulang punggung infrastruktur digital dunia masa depan," kata Elon Musk dalam Forum Teknologi Global.

2. CelestialNet Prism – Terjangkau dan Populer

Meski secara teknis sedikit di belakang, Stellarbridge menciptakan produk dengan cita rasa massal dan kekuatan pemasaran yang sangat agresif.

Kecepatan Unduh: 250 Mbps (rata-rata global)

Latensi: 15–20 ms

Jangkauan Satelit: Orbit menengah dengan konektivitas laser sederhana, 9.500+ satelit aktif

Fitur Unggulan: Harga langganan rendah ($30–$50), instalasi mudah, ringan, tersedia di 100+ negara sejak peluncuran

Pemasaran: MrBeast menjadikannya gerakan sosial global, diiklankan dalam bentuk tantangan, giveaway, dan misi sosial di YouTube

> "Mereka mungkin lebih cepat, tapi kami menyentuh lebih banyak hati dan membuka lebih banyak pintu," ujar Milimnava.

3. Kemenangan di Medan Berbeda

Pemerintah & Industri lebih memilih Starlink Nova untuk stabilitas dan daya tahan.

Masyarakat umum dan negara berkembang lebih condong ke CelestialNet Prism karena efisiensi harga dan kemudahan pemasangan.

---

Setelah peluncuran CelestialNet Prism dan pengembangan teknologi internet berkecepatan tinggi yang setara dengan Starlink, StellarBridge mengalami lonjakan pendapatan yang luar biasa. Perusahaan ini, yang dipimpin oleh Milimnava, berhasil meningkatkan market cap-nya secara signifikan, mencapai $40 miliar, menjadikannya perusahaan luar angkasa swasta terbesar kedua di dunia.

Dengan pencapaian tersebut, perusahaan tidak hanya membuktikan kemampuannya dalam inovasi teknologi, tetapi juga meningkatkan visibilitas dan daya saing di pasar luar angkasa. CelestialNet Prism, yang diluncurkan sebagai produk unggulan dalam layanan internet berkecepatan tinggi, telah memperoleh perhatian luas dari berbagai sektor industri, khususnya di daerah-daerah terpencil yang membutuhkan infrastruktur komunikasi canggih. Keunggulan teknologi CelestialNet Prism dalam hal kecepatan dan efisiensi satelit memungkinkan StellarBridge meraih pangsa pasar yang signifikan.

Pada pertemuan pemegang saham yang diadakan di kantor pusat StellarBridge, Yuri Milner, salah satu pendiri dan investor utama perusahaan, memberikan penjelasan rinci mengenai pendapatan perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan pesat. Dalam presentasi kepada pemegang saham, Milner memulai dengan memberikan gambaran umum tentang kinerja finansial perusahaan sepanjang tahun terakhir.

"Pendapatan tahunan kami telah meningkat hampir 3 kali lipat sejak peluncuran proyek CelestialNet Prism," ujar Milner dengan percaya diri. "Kami berhasil mencapai $4,2 miliar dalam pendapatan tahunan, dengan kontribusi utama datang dari layanan internet berkecepatan tinggi yang diluncurkan di berbagai pasar internasional. Selain itu, kami juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam sektor peluncuran satelit dan eksplorasi luar angkasa."

Milner kemudian menjelaskan lebih rinci tentang sumber pendapatan perusahaan:

1. Layanan Internet Berkecepatan Tinggi (CelestialNet Prism):

Sejak peluncuran, produk CelestialNet Prism telah berhasil mengontrak lebih dari 100.000 pelanggan baru setiap bulannya, dengan rata-rata pendapatan bulanan sekitar $20 juta. Layanan ini telah diterima dengan baik oleh pemerintah dan perusahaan besar di berbagai negara, yang menginginkan solusi komunikasi yang lebih efisien dan andal.

2. Peluncuran Satelit dan Teknologi Roket (Skyreach 3.0):

StellarBridge juga memperoleh pendapatan signifikan dari kontrak peluncuran satelit untuk berbagai klien, termasuk lembaga pemerintah dan perusahaan swasta. Roket Skyreach 3.0, yang dirancang untuk membawa satelit ke orbit geostasioner dan menyediakan layanan komunikasi global, telah meluncurkan lebih dari 50 satelit hanya dalam setahun terakhir, dengan harga per peluncuran mencapai $80 juta.

3. Penyediaan Teknologi dan Infrastruktur Luar Angkasa:

Sebagai bagian dari ekspansi bisnisnya, StellarBridge juga memperoleh pendapatan dari teknologi peluncuran dan pemeliharaan infrastruktur luar angkasa untuk klien komersial. Dengan proyek-proyek besar seperti peluncuran stasiun ruang angkasa dan pengembangan infrastruktur untuk komunikasi antarplanet, perusahaan ini mengukir jejak baru dalam industri luar angkasa yang lebih luas.

Milner juga mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki rencana untuk lebih mengoptimalkan portofolio proyek di masa mendatang. "Dengan potensi pasar yang masih terbuka lebar, kami berencana untuk terus mengembangkan produk-produk baru yang akan mendiversifikasi sumber pendapatan kami, termasuk pengembangan satelit miniatur, pengiriman barang antarplanet, dan teknologi baru dalam peluncuran roket yang lebih efisien," lanjutnya.

Pemegang saham mendengarkan dengan antusias saat Milner menekankan bahwa perusahaan akan tetap berfokus pada inovasi dan efisiensi untuk menjaga momentum pertumbuhan yang cepat. Ia menutup presentasinya dengan mengatakan, "Kami sudah di jalur yang tepat. Pertumbuhan kami yang luar biasa ini hanya permulaan. Kami percaya, dalam beberapa tahun ke depan, StellarBridge akan menjadi pemimpin pasar di luar angkasa dan sektor komunikasi global."

Dengan penjelasan yang sangat rinci dan data yang mendukung, pemegang saham merasa sangat yakin dan puas dengan keputusan mereka untuk terus berinvestasi di StellarBridge. Setelah presentasi, ruang rapat dipenuhi dengan tepuk tangan, menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki masa depan yang sangat cerah.

Seiring dengan peningkatan market cap yang mencapai $40 miliar, StellarBridge siap memasuki fase baru yang lebih ambisius. Di sisi lain, kompetisi dengan perusahaan-perusahaan besar seperti SpaceX dan Blue Origin semakin memanas, terutama dengan proyek-proyek inovatif yang terus dikejar oleh StellarBridge. Perang inovasi ini hanya akan semakin intens, dan StellarBridge kini berada di garis depan untuk memimpin revolusi luar angkasa yang akan datang.

More Chapters