Sorakan Penonton masih bisa didengar dimanapun. Dalam sorakan itu, pria berambut putih keperakan menatap layar yang berisi dimensi hampa yang sekarang tidak ada siapa-siapa lagi.
Pria Itu berkata, "Jehovah yah, tak kusangka makhluk sepertimu akan turun tangan langsung untuk menemuinya…"
Tidak ada yang mendengarnya, Pria itu Hanya Menatap Layar dengan senyum Tipis.
—-
Di sebuah Lorong-lorong dari tempat peserta, Lint Velvarius dibawa oleh para suster untuk ke ruangan perawatan. Lint telah terluka parah, bukan hanya di fisiknya namun di mental dan otaknya.
Setelah Sampai di ruang perawatan, teman-temannya datang menjenguknya, dengan raut wajahnya yang khawatir, apalagi kakaknya yaitu Albert Velvarius Yang Sangat cemas Akan Kondisi Lint yang Pingsan tak sadarkan diri.
Namun yang mereka rasakan bukan dendam, bukan amarah, dan bukan rasa sedih, namun yang dirasakan tim dari Akademi Vulven hanya Semangat, mereka semua memang khawatir akan Kondisi Lint, namun mereka semua Sangat bersemangat dikarenakan mereka melihat Semangat Lint dalam pertarungannya, maka dari itu mereka juga harus bersemangat dan memenangkan pertarungan Setelahnya. Setelah satu jam Menjenguk, mereka semua kembali dalam posisi, kembali menyusun strategi di benda bulat seperti bulan itu…
Begitu juga dengan Akademi Kuoh yang juga sedang menyusun strategi baru, dari arah Barat.
Di ruang bulat itu, Leina Vortelia berkata, "Baiklah mari kita susun strategi kali ini, untuk membalaskan kekalahan Lint…"
Semua Anggota tim Mengangguk mengerti.
Setelah Beberapa saat Mereka mengatur Rencana seperti bermain catur, mereka Terus-Menerus memperhatikan setiap detail dari kemungkinan langkah yang diambil oleh Akademi Kuoh.
Hasil Akhirnya mereka akan mengirimkan tiga orang untuk menghadapi Akademi Kuoh, Wakil Ketua Naveila Menjuluki ketiga orang itu sebagai, "Bishop, Knight, Dan Rook", seperti dalam sebuah Catur.
Ketiga Orang itu adalah, Azuma Liko, Aizawa Kaito, Dan Terakhir Justin Farmellow.
Lalu Ketua Leina Akhirnya Berkata, "Baiklah, Sudah Selesai, Mari Kita Mulai Pertarungan Ini…"
Semuanya Mengangguk Setuju…
—-
Saat itu Arena yang dipilih untuk Pertarungan Ini adalah Arena Salju abadi yang tak berujung, Tidak ada apa-apa selain Salju dan Es Disana.
Disana terdapat Empat Orang Yang Saling Berhadapan, Tiga Orang Melawan Satu Orang, namun di arah barat Yang Satu Orang Itu Justru Yang Paling Bersemangat, Senyum Percaya Dirinya sudah Tergambar Jelas Pada Wajahnya.
Announcer: <<"Penonton, Kalian Melihat Ini… ini tidak bisa di percaya, perwakilan Akademi Vulven ada tiga. tetapi Perwakilan Akademi Kuoh ternyata malah ada satu, dan dia adalah ketua perwakilan Akademi Kuoh Seiya Chaosveith, apakah mereka memiliki rencana untuk bisa menang…">>
Wasit menatap kedua belah pihak beberapa kali, lalu Setelahnya Dia segera, "Mulai…" katanya dengan keras, saat itu Ia menghilang keluar dari arena pertarungan.
—-
Di Ruang Bulat dari arah timur, Akademi Vulven, kaget atas hal di depan mereka, yang ada di layar.
Leina dengan cemas berkata, "Tidak mungkin, dia maju sendirian di awal pertarungan"
Semua anggota tim juga tampak sangat kaget akan hal itu…
—-
Kembali Ke Pertarungan…
Seiya maju terlebih dahulu, dia berlari menerjang ketiganya, dengan tinjunya yang diarahkan ke Aizawa Kaito. Dengan kecepatan yang melampaui kecepatan cahaya, dia terus-menerus mempercepat Kecepatannya hingga mencapai tak terbatas, dalam Nol Detik dia sudah ada belakang mereka bertiga, dan langsung meninju Kaito.
Mereka Bertiga sangat terkejut dengan kedatangan Seiya, dan langsung menyebar, tetapi Kaito Terhempas Hingga Keluar Dari Dimensi awal, terus terhempas Hingga Dimensi awal benar-benar dilewati dan Kaito Terperangkap diantara Dimensi Yang terdistorsi…
Liko Terkejut akan hal itu, "Kaitoooo" dia berteriak memanggil kaito.
Sementara Liko Berteriak memanggil Kaito, Justin Menghadapi Seiya dengan sepenuh tenaga, namun sudah tambak jelas siapa yang lebih unggul, Seiya terus-menerus menyudutkan Justin, dan beberapa kali Justin terkena tinju dan Tendangan Seiya.
Seiya lalu meninju Justin dengan sekuat tenaga, dan lalu Salju yang tak berujung itu bergetar hebat. Satu hingga delapan dimensi Mulai retak, retak dan terus retak hingga runtuh seketika…
Tinju Seiya dilapisi oleh The Will Miliknya, Yaitu The Will of Escalation, The Will Yang Bisa meningkatkan satu Hingga dua aspek dari Penggunanya Hingga mencapai Tak Terbatas, seperti tadi Seiya memiliki kecepatan tak terbatas dikarenakan Ia meningkatkan Kecepatannya hingga tak terbatas.
Justin selamat dari tinju Seiya, Ia Berhasil Menghindarinya, Lalu Justin berkata, "Skill Pertama The Will of Law: Law of Physical Resistance."
Justin menggunakan The Will Miliknya untuk Menciptakan Hukum dimana Dia mendapatkan Resistensi dari Serangan Fisik…
Justin kembali Berkata, "Liko Cepat Gunakan The Will Milikmu" katanya
Liko Segera menoleh, Ia Segera Menjawabnya, "Ba-baik… The Will of Elemental: Ice Manipulation"
Segera Setelah Itu Semua Es yang ada di Salju tak berujung itu semuanya menjadi wilayah milik Liko, Liko Segera Memanipulasi Es Di Sekitarnya, Sehingga Semua Es itu Terangkat ke udara, dan membentuk Tombak dalam jumlah tak terhitung.
Sementara Kaito Masih Terjebak Dalam Dimensi Terdistorsi, Mereka Harus Menahan Seiya, karena Kaito merupakan Penyerang Terkuat Mereka.
Seiya menghindari setiap serangan dari Liko atau bahkan menangkisnya. Seiya segera menatap lurus ke depan, dia tersenyum ke arah Justin, dan berkata, "Justin Bukan, kau memang tidak bisa di serang oleh serangan fisik, tapi bagaimana jika kau terkena serangan non-fisik."
Seiya segera menggunakan Kuda-kudanya dan segera Setelahnya Dia meninju dimensi di depannya yang mengarah ke Justin, dimensi itu Segera berlubang ke arah Justin dan retakan-retakannya mengenai Justin,
"Gyagggggh" Teriakan kesakitan Justin terdengar sangat Keras.
Liko Segera berteriak, "Justin…"
Seiya berlari dengan kecepatan Supersonik ke arah Liko sembari berkata, "Tidak ada waktu untuk mengkhawatirkan orang lain, Hyahhhh."
Seiya meninju perut Liko, hingga Liko Terhempas Ke Atas Hingga Satu Juta Miliar Tahun Cahaya jauhnya, lalu Seiya Kembali Menatap Justin dengan senyum penuh Kemenangan, lalu dia mulai Menggenggam Dimensi di tubuh Justin Menggenggamnya hanya dengan kekuatan mentah semata, Lalu Seiya Meremukkan dimensi di Genggamannya Sepenuhnya.
Justin merasa Sakit, sakit yang tidak terbayangkan Ia rasakan secara Mentah-mentah, Ia Mengerang Kesakitan, Dengan Keras. Bahkan Rasa sakitnya dan Ia yang Mengerang kesakitan Tidak Dapat Dituliskan, Dijelaskan atau bahkan Digambarkan, Sungguh Luka Yang Sangat Menakutkan, Dengan jelas dirasakan olehnya…
Justin adalah manusia yang berada pada sebelas dimensi, Hingga keadaan total dimensi di tubuhnya, Dihancurkan oleh Seiya, Ia sangat kesakitan, tubuh Justin lama kelamaan mulai Menghilang menjadi Debu tanpa dimensi. Setiap aspek Fundamental dari tubuhnya mulai meninggalkannya.
Saat Seiya Akan Menggunakan serangan terakhirnya, Wasit Datang Di Depannya.
Wasit Berkata Dengan keras, "Peserta Justin Farmellow Akan Di Eliminasi."
Semua Penonton yang ketakutan atas sadisnya luka Justin menghela Nafas Lega, dan Wasit Segera membawa Justin Pergi Dengan Menyembuhkannya sedikit demi sedikit saat membawanya, di saat dia akan pergi dia mengatakan, "Pertarungan boleh segera dilanjutkan…"
Wasit telah menghilang membawa Tubuh Justin yang mulai Menghilang. Entah apa yang akan dilakukan para Staf di ruang Perawatan untuk Menyembuhkannya.
Seiya berkata, "Hehh, Mudah sekali…"
Satu dari tiga perwakilan Akademi Vulven telah dikalahkan…
—
— To be continued