Flashback!
Saat sebelum Storm' memasuki dunia virtual, Triesverse Games Virtual buatan dari devoloper game adventure Arts Seagame.
Atau lebih tepatnya delapan bulan yang lalu.
Hari itu Storm duduk termenung disofa biru tua digedung Arts Seagame Factory. Nama tempat dimana salah satu devoloper game terkenal dunia berada saat ini.
"Apa ada terjadi sesuatu denganmu tuan Rem?"
Pertanyaan seorang gadis cantik dengan rambut biru muda itu membangunkan dirinya dari lamunannya.
Storm hanya tersenyum getir karena dia enggan mengatakan apa yang dia pikirkan.
"Tidak, hanya masalah pribadi saja!"
Elara mengangguk mengerti meski dia tak yakin dengan perkataannya itu.
"Selamat datang kembali tuan Rem di Arts Seagame!"
Seorang pria tua dengan pakaian kerennya datang dan menyapa menyambut hangat kedatangan dari tuan Rem.
Mana mungkin dia lupa atas kesepakatan yang telah mereka ikat dengan perjanjian serius.
"Tidak perlu basa basi,
"Jelaskan saja padaku mengenai dunia game yang harus kujelajahi?"
Storm tak menggubris sambutan darinya namun dia meminta segera mengatakannya saja.
Dengan sengaja batuk Wen Tennys meminta asistennya itu menjelaskan semuanya secara rinci. Bahkan harus sedetail mungkin, apalagi tuan Rem sosok yang mengerikan nan misterius.
Elara dengan senang hati mulai menerangkan semuanya secara detail.
"Triesverse Games Virtual adalah nama gamenya, nama dunia yang berada didalam dunia virtual itu...
"Stellar Glorys!"
Storm mengangguk paham ternyata nama dunia yang akan dijelajahi adalah Stellar Glorys.
Elara kemudian melanjutkan.
"Setiap player yang memasuki Stellar Glorys akan memerankan satu avatar karakter yang tersedia diprogram perangkat...
"Para player yang sudah berada didunia virtual diharuskan menaikkan level terlebih dahulu untuk menambah jumlah nyawa dalam bertahan hidup!"...
Sistem dunia virtual hampir sama dengan cerita fantasy dengan bantuan sysyem AI.
Semakin tinggi level mereka semakin kuat pula kekuatan yang diperoleh. Dan level tertinggi diStellar Glorys adalah level 100, dilevel itu kekuatannya telah mencapai kekuatan dewa.
Contohnya Lozarthat God, makhluk itu mencapai keabadian dan gelar dewa setelah mencapai level tertinggi dan menamatkan game itu sendiri.
"Baiklah, aku sedikit mengerti...
Storm sadar ternyata dunia game terbilang cukup berbahaya jika nyawa mereka semakin berkurang.
Didunia virtual TGV Games itu bersifat mutlak, itu artinya setiap player mati didunia virtual maka player itu akan mati juga didunia nyata.
"Tunggu, avatar apa yang kugunakan mengalahkan Lozarthat God?"
Jelas dia penasaran avatar kuat mana yang dia perankan dalam menyelesaikan kesepakatannya.
Elara paham, lalu memberitahunya sesuai perintah Wen Tennys.
"Noen Rayzen!"
Wen dengan menggaruk kepalanya malu mengatakan hal sebenarnya jika avatar yang digunakan oleh tuan Rem tidak sekuat yang dia bayangkan.
Bisa dibilang Noen Rayzen adalah karakter lemah, bahkan hanya berada dilevel 1.
"Anda bisa menaikkan level anda tuan dengan farming Cyros (Monster didunia Stellar Glorys)' sebanyak mungkin!"...
Namun Storm dengan kesal terpaksa menerima karakter game super lemah itu.
"Sialan, aku tidak punya pilihan lain lagi selain menerima avatar lemah itu?"
Meski tahu dia memerlukan waktu sangat banyak menaikkan levelnya. Storm tak mempermasalahkannya, sebab dengan Velora melindungi Arabels dari kejauhan.
Dia tidak perlu khawatir dengan keadaannya, mana mungkin Grivver itu bisa dikalahkan dengan makhluk fana didunia ini.
"Yah, aku menerima avatar lemah itu namun...
Storm menghentikan ucapannya sembari menatap Wen dan Elara dengan dingin.
Banyak orang 2 yang mempunyai riwayat penyakit, mereka sekumpulan player yang akan memasuki dunia keabadian
Dengan harapan jika penyakit mereka kambuh dan mengambil nyawanya maka mereka tidak perlu khawatir jika akan hidup abadi didunia virtual.
"Pemuda itu mengerikan!"
Hanya itu yang bisa mereka ucapkan saat merasakan hawa membunuh kuat mencekik leher mereka dengan kekuatan tak terlihat.
Wen bercurun keringat didahinya, begitupun dengan Elara' dia tampak menahan rasa sakit yang menggerogoti jiwanya.
"Jika aku berhasil kalian harus memberikan informasi yang kuinginkan...
"Otherverse Tries!"
Storm menarik aura membunuhnya kembali setelah memberinya peringatan agar tidak melupakan kesepakatan mereka.
Dengan cepat Wen segera mengangguk cepat seperti seekor ayam mengais biji jagung.
"Tentu tuan, mana mungkin saya berani menipu anda!"...
Elara lega karena dia bisa terlepas dari jeratan kekuatan tak terlihat namun terlalu mengerikan jika dia rasakan.
Setelah itu semua player segera berdiri didepan sebuah tembok besar dengan warna hijau terang. Wen segera memerintahkan semua bawahannya mengaktifkan portal menuju dunia virtual.
Tak berselang lama,
"Whusssh!
Portal raksasa tercipta dari tembok besar itu dengan pusaran putih abu abu, berputar putar seperti galaksi spiral.
Dengan semangat para player bergegas memasuki portal itu, hingga menyisakan Storm seorang yang masih berdiri ditempatnya.
"Huh!"
Storm menghela nafas panjang terasa berat dia meninggalkan dunia ini.
"Selamat tinggal Ara, maafkan aku karena aku tak bisa terus bersamamu!"...
Setelah berucap itu melepas semua isi hati terdalamnya, perlahan Storm melangkah memasuki portal itu.
Langkah kakinya terasa berat meninggalkan dunia nyata ini. Dunia dimana semua kenangan pahit dan menyedihkan menemani dirinya dalam belenggu penyesalan.
Portal itu perlahan mulai menghilang setelah Storm yang sudah sepenuhnya memasuki portal. dan dunia baru, New World baru saja dimulai.