Cherreads

Chapter 202 - Kesedihan Mendalam Arabels

Hari demi hari terus berlalu dengan begitu cepatnya, tak terasa sudah hampir delapan bulan lamanya setelah perpisahan mereka berdua waktu itu.

Arabels menjalani hidupnya dengan rasa kehilangan yang terasa sangat mendalam. Gadis cantik itu menghabiskan waktu mengunci diri dikamar setelah pulang sekolah.

Arabels sudah tak tertarik lagi dengan namanya kehidupannya sebab sang kekasih tercinta telah meninggalkannya pergi jauh, entah kapan dia akan kembali.

"Mengapa kamu tega meninggalkanku sendirian kak?"

"Aku tidak bisa hidup tanpamu!"

Arabels menangis dalam diam menatap jendela kaca kamarnya, dimana bintang langit malam menghiasi udara.

Dalam keadaannya terpuruk seperti ini, Arabels tetap mengikuti permintaan sang pacarnya waktu itu. Dia akan tetap menjalani hidup seperti biasanya namun belajar mandiri.

Belajar menerima perpisahan dalam pertemuan terakhir mereka yang begitu singkat disebut sebagai kenangan.

Momen kebersamaan mereka berdua terus berputar diingatannya, berusaha menutupi rasa rindu dan penantian pertemuan mereka kembali.

"Putriku benar 2 cinta mati kepada pemuda itu?"

Robert Krysren Everyn, memandang putri semata wayangnya dari balik pintu kamarnya.

Ada rasa senang didalam hatinya sebab Rem Scraster, kekasih dari putrinya berhasil menumpas musuh bebuyutannya tak lain Jeosets Greyres.

Robert merasa berhutang budi terhadapnya, akan tetapi dia hanya bisa membalas budinya dengan merestui hubungannya bersama putri tercintanya.

"Sangat disayangkan pemuda bernama Rem itu harus pergi jauh, entah urusan apa yang membuatnya sibuk?"...

"Bahkan membiarkan putriku, Ara harus terlalu larut dalam kesedihan atas kepergiannya!"...

Robert hanya bisa mendengus panjang menatap sang putri.

Dia sama sekali tidak bisa bahkan menyerah membujuk putrinya untuk melupakan pacarnya itu. 

Sebagai ayah Robert merasa percuma dan sia sia saja sebab putrinya sudah benar 2 sangat obsesi kepada Rem.

"Semoga saja dia berubah pikiran dan mau menemui putriku kembali?"...

Robert berharap bahwa Rem akan segera kembali dan menemui putrinya yang dalam keadaan memprihatinkan.

Setelah itu Robert berlalu meninggalkan putri gadisnya, Ara yang dulu sangat ceria kini menutup diri dengan kesedihannya.

Robert menyerah membujuknya, berbagai cara dia lakukan akan tetapi nihil. Putrinya bukan lagi cinta mati, tetapi terobsesi hingga hampir saja bunuh diri jika tidak ada dirinya.

"Tolong dijaga dan perhatikan nona Arabels lebih waspada lagi tuan Robert...

"Lengah sedikit saja putri anda akan nekat mengakhiri hidupnya karena terlalu naif mengharapkan yang tidak ada!"

Perkataan dokter Edward' dari Krellas Healing Hospital terngiang ngiang dikepalanya.

Robert mau tidak mau mengerahkan semua bawahan terbaiknya untuk mengawasi putrinya, baik itu sekolah ataupun tempat biasa yang dilaluinya.

Dalam pusingnya memikirkan putrinya, Arabels yang seperti depresi tidak mempunyai semangat hidup. 

Robert berusaha melakukan yang terbaik terhadapnya, karena ini tidak menyangkut keselamatan akan tetapi harga dirinya sebagai ayah yang bertanggung jawab atas keadaan yang menimpa putri semata wayangnya.

More Chapters