"Gawat!" ujar Yoona seketika membuka matanya. "Ada apa?" tanya yang lainnya terkejut, ikut membuka mata melihat ke arah Yoona. Dari arah utara hutan, ada yang sedang bergerak cepat menuju kemari, dan mereka semua memiliki hawa yang tidak baik!" jelas Yoona, khawatir.
"Kalau begitu, kita harus segera pergi!" panik Liza kemudian mereka bertiga bergegas segera beranjak dari tempat duduknya, memberitahu Bella dan juga Luna agar mereka segera pergi dari sana, mereka membangunkan Andrew, Nataly dan juga Aldric. "Hei, pemalas! cepat bangun, disini sudah tidak aman." panggil Liza kemudian menyuruh Luna, menyemprotkan air kewajah Aldric hingga lelaki itu bangun dengan terkejut.
"Cepat matikan api nya! kita tidak boleh meninggalkan apapun disini."
Mereka segera merapihkan tenda dan memadamkan api unggun, untuk menghilangkan jejak. Mereka segera menyalakan motor, dan pergi meninggalkan tempat itu.
"Ayo cepat!" motor melaju dengan kencang meninggalkan tempat, Yoona menengok kebelakang merasakan hawa orang-orang itu semakin dekat, hawa yang sangat kuat dan cukup membuat dada sesak.
Mereka hanya bisa memaki sendiri meratapi kesialan mereka, sebagian besar kekuatan mereka adalah unsur cahaya, otomatis saat malam hari kekuatan mereka akan melemah dan tak sekuat pagi dan siang hari.
"Teman-teman, sepertinya mereka mengejar!" teriak Yoona pada teman-temannya.
Mereka semua kewalahan, motor pun hampir tak bisa melaju lebih cepat lagi. Aldric melihat situasi yang cukup mendesak, berinisiatif bertanya pada Andrew sebagai pemandu perjalanan mereka kali ini.
"Andrew, katakanlah. dimana kita bisa menemukan tempat yang aman?" tanya Aldric pada Andrew, yang sedang di boncengnya.
"Di arah tenggara hutan ini, ada sebuah kota peri, kita aman jika pergi kesana." jelas Andrew yang kemudian diangguki oleh Aldric.
Tanpa berpikir panjang lagi, dia melajukan motornya lebih cepat memimpin mereka di depan, kemudian berteriak, memberikan arahan pada teman-temannya.
Kota peri memang terasa aneh buatnya, baginya peri adalah mahluk mistis karangan dan khayalan orang-orang saja, sampai sekarang ia tak mempercayai keberadaan makhluk mungil bersayap itu. tapi sekarang saat yang kritis, ia harus mencari tempat berlindung dan hanya bisa mengikuti perkataan Andrew, saat ini.
"Semuanya, ikuti aku!" teriak Aldric, pada kelima gadis itu, makhluk yang mengejar mereka cukup cepat, bahkan hanya berjarak beberapa kilo meter tak jauh dari mereka, membuat mereka kewalahan, dan tak tahu lagi harus kemana. mereka bisa saja bertarung, tapi mereka tak tau apa-apa tentang musuh mereka saat ini, jumlah mereka, makhluk apakah mereka, bahkan saat ini mereka tidak bisa melihat makhluk itu dengan jelas, karna mereka seolah bersembunyi dibalik kegelapan.
Motor mereka melaju kencang, dengan Aldric yang menjadi arahan mereka, dengan gusar Andrew dan Nataly menengok ke segerombolan makhluk itu, kemudian kakak adik itu saling berpandangan, hingga mereka semua sampai di sekumpulan akar gantung, dan mereka melaju menembusnya.
byurrr..
Seketika mereka semua jatuh ke sebuah kolam air yang dalam.
uhuk...uhuk...
batuk mereka setelah keluar dari dalam air, berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. "Apa kita sudah aman?" tanya Yoona pada yang lainnya, " Mereka sepertinya sudah tidak mengejar. kita aman, sekarang." jawab Suzy, masih terbatuk.
"Tapi sekarang kita ada dimana?" bingung Bella karna merasa tempat ini cukup aneh, disini sangat terang, berbeda dengan hutan gelap tadi.
"Hei manusia, bukankah kau yang membawa kita kemari!" tanya Liza pada Aldric, " Aku hanya mengikuti arahan Andrew saja!" elak Aldric melihat ke arah Andrew dan Nataly, tampak kalau Andrew yang sedang menepuk-nepuk bahu adiknya, agar air yang tadi tertelan bisa keluar.
"Ini kota peli, kak!" jawab Nataly masih belum bisa mengucapkan huruf L." Liza mengengerutkan keningnya, "Makhluk apa itu peli?" bingung Liza tak mengerti.
"Maksud adikku adalah Peri, dulu ibu dan ayah kami sempat membawa kami kesini untuk berlindung, karna tempat ini sangat sakral, orang yang punya niat jahat takkan bisa masuk kemari!" jelas Andrew, seperti masih ada yang ia ingin jelaskan, tapi kemudian dia menahan dirinya.
"Kenapa tidak bisa!" Keluh Luna yang membuat mereka semua menengok ke arahnya. "Ada apa?" bingung mereka khawatir. "Sihirku tidak mampu mengambil barang-barang kita yang terjatuh kedalam air, sudah ku coba sedari tadi, tapi tetap tidak bisa." bingung Luna sembari terus berusaha menggunakan sihirnya, tapi tetap saja gagal, air itu pun seolah tak bersahabat dengannya.
"Percuma kau mencoba, sihir apapun takkan berguna disini, dan barang kita yang terjatuh kedalam air, hanya para peri yang dapat mengambilnya." jelas Andrew pada mereka semua.
"Lalu bagaimana sekarang?" tanya mereka semua. " Lihatlah pintu berkilau itu, ketuklah pintu itu tiga kali, sembari mengatakan 'Peri cantik, kami ingin bertamu' sebanyak tiga kali juga, mereka akan mempersilahkan kalian masuk setelahnya. tapi mereka sangat suka bermain dan tak membantu secara cuma-cuma, pada akhirnya salah satu dari kita harus menjawab lima pertanyaan, darinya. jika berhasil kita dapat berteman dan bisa meminta tiga permintaan pada mereka." jelas Andrew.
Mereka semua kini telah sampai di depan pintu berkilau itu, Suzy mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali sesuai arahan Andrew tadi,
"Peri cantik, kami ingin bertamu... Peri cantik, kami ingin bertamu... Peri cantik, kami ingin bertamu..." Ucap Suzy sebanyak tiga kali. sejenak hening karna tak mendapat jawaban dari orang yang di dalam, sampai akhirnya terdengar jawaban dari balik pintu.
"Selamat datang para tamu...!"